Selamat Datang

Selamat Datang, Diharapkan bersedia untuk memberikan komentar dan saran. Terima Kasih

Kamis, 03 Februari 2011

"Terminasi" Sebagai Salah Satu Proses Pertolongan Dalam Pekerjaan Sosial

Proses pertolongan pekerjaan sosial dilakukan dalam beberapa tahap pertolongan. Proses pertolongan itu adalah suatu tahapp kerja/tahapn perubahan yang ditujukan untuk melakukan suatu upaya berencana dalam rangka membantu klien memecahkan masalah. Proses ini dilakukan berlandaskan pada suatu kerangka waktu yang telah diotentukan dalam suatu perencanaan yang matang. Menurut Max Siporin, proses pertolongan pekerjaan sosial dibagi ke dalam 5 (lima) tahap, yaitu :
1. Engagement, Intake, and Contract.
2. Assesment
3. Planning
4. Intervention
5. Evaluation and Termination.



BAB I
PENDAHULUAN

Proses pertolongan pekerjaan sosial dilakukan dalam beberapa tahap pertolongan. Proses pertolongan itu adalah suatu tahapp kerja/tahapn perubahan yang ditujukan untuk melakukan suatu upaya berencana dalam rangka membantu klien memecahkan masalah. Proses ini dilakukan berlandaskan pada suatu kerangka waktu yang telah diotentukan dalam suatu perencanaan yang matang. Menurut Max Siporin, proses pertolongan pekerjaan sosial dibagi ke dalam 5 (lima) tahap, yaitu :
1. Engagement, Intake, and Contract.
2. Assesment
3. Planning
4. Intervention
5. Evaluation and Termination.
Pada pembahasan ini difokuskan pada tahap Terminasi Pekerjaan terminasi dapat meningkatkan keberfungsian sosial kelayan. Terminasi merupakan pintu masuk bagi kontak selanjutnya / yang akan datang (future contact). Terminasi dapat terjadi karea beberapa hal, salah satu hal yang mungkin menjadi dasar terjadinya terminasi adalah ketika klien atas kemauannya sendiri memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan pertolongan karena merasa terlalu terikat, tidak menyukai situasi pertolongan, tidak puas dengan pelayanan yang diberikan.
Penjelasan lebih mendetail tentang terminasi akan kami jabarkan dalam Bab berikut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Terminasi dapat diartikan sebagai :
- Merupakan pintu masuk bagi kontak selanjutnya / yang akan datang (future contact) pemutusan hubungan pelayanan/pertolongan antara Pekerja Sosial, Lembaga dan Klien.
- Suatu tahap terakhir dari proses pertolongan atau tahap pengakhiran yang dilakukan apabila kebutuhan-kebutuhan klien telah dipenuhi dan masalahanya telah dipecahkan.
Dalam pertimbangan Terminasi, dua hal yang akan dibahas:
1) jenis-jenis pemutusan dan alasan untuk klien dan pekerja untuk mengakhiri hubungan ini,
2) isi dari proses Terminasi yang berkaitan dengan perasaan, menstabilkan perubahan, dan mengevaluasi klien.

B. Macam-Macam Dan Alasan Terminasi
Terminasi Terencana dan Tidak terencana
1. Terminasi dapat terjadi kapan saja selama proses pertolongan berlangsung apabila situasi menghendaki
Alasan :
 Bila tujuan telah dicapai dan pelayanan telah lengkap
 Bila klien telah merasa mampu melaksanakan tujuan tanpa pertolongan Pekerja Sosial
 Bila klien merasa bahwa pertolongan telah cukup diberikan
 Bila kegiatan lebih lanjut tidak ada lagi
 Bila tidak ada kemajuan atau tidak ada potensi perubahan
 Ketika referal dibuat untuk sumber pertolongan yang lain
2. Terminasi terjadi ketika Pekerja Sosial meninggalkan lembaga sehingga kelayan ditransfer kepada pekerja lain
a. Terminasi terjadi ketika klien atas kemauannya sendiri memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan pertolongan karena merasa terlalu terikat, tidak menyukai situasi pertolongan, tidak puas dengan pelayanan yang diberikan
b. Terminasi terjadi ketika ada kesepakatan untuk bekerja pada tujuan lain atau tujuan baru dengan rencana aksi baru.

C. Perasaan-Perasaan Yang Timbul Ketika Terjadi Terminasi
Terminasi merupakan tahap yang tidak mudah untuk dilakukan karena hakekat hubungan antara Pekerja Sosial dan Klien itu adalah suatu hubungan yang dekat.
1. Positif
 Lega, karena memandang kerjasama sebagai suatu selingan hidup
 Senang, karena telah mendapatkan pemahaman dan keterampilan sehingga mereka hidup tanpa pertolongan lebih jauh lagi
 Bangga akan apa yang telah dilakukan
2. Negatif
 Marah bila transfer ke pekerja baru
 Sedih karena merasa ditinggalkan
 Muncul perasaan-perasaan lama tentang perpisahan
 Tidak puas / tidak senang

D. Komponen-Komponen Terminasi (Menurut Allen Pincuss dan Anne Minahan)
Ada beberapa komponen terminasi menurut Allen Pincus dan Anne Minahan yakni :
1. Pembebasan
Terminasi menyebabkan penghentian hubungan antara Pekerja Sosial dan Kelayan. Penghentian hubungan ini menimbulkan berbagai perasaan negatif pada Kelayan dan Pekerja Sosial. Disini Terminasi berarti membebaskan Pekerja Sosial dan Kelayan dan kelayan bebas dari perasaan negatif, bebas dari berbagai ikatan emosional yang menghambat keberfungsian sosial setelah proses pertolongan atau proses lebih lanjut dalam suatu cara yang menolong.
2. Stabilisasi Perubahan
Artinya bahwa setelah proses terminasi diharapkan tetap dijaga stabilisasi perubahan pada diri kelayan sehingga keberfungsian tersebut terus berlanjut.
3. Evaluasi
Evaluasi tidak terjadi hanya pada terminasi karena merupakan bagian yang terus menerus dari usaha pertolongan, namun evaluasi merupakan komponen penting fase terminasi. Evaluasi berguna untuk menolong Pekerja Sosial dan kelayan memahami lebih baik bagaimana menangani masalah dan memenuhi tuntutan kebutuhan akan datang. Evaluasi sebagai kesempatan untuk mengkaji hubungan yang telah terjadi bermanfaat atau tidak.

E. Transfer Dan Rujukan
1. Transfer
a. Transfer terjadi ketika Pekerj asosial mengakhiri pekerjaan dan mendapat posisi baru, sehingga mentransfer kelayan kepada pekerja lain.
b. Transfer juga dapat terjadi ketika pekerja mempunyai rencana-rencana untuk suatu tugas baru atau dalam tuntutan situasi baru.
Bila transfer menjadi adalah penting untuk mengenal perasaan-perasaan yang merintangi kelanjutan pelayanan kepada kelayan dan menyelesaikannya bila mungkin.
2. Proses Rujukan / Referal
a. Adalah proses dimana seoarang Pekerja Sosial memungkinkan seorang kelayan menjadi sadar akan sumber pelayanan lain dan mengadakan kontak dengan sumber tersebut.
b. Referal digunakan bila kebutuhan kelayan tidak dapat dipenuhi dengan pelayanan yang disediakan oleh lembaga lain.
c. Referal dibuat hanya dengan seijin kelayan.
d. Referal adalah Follow Up
e. Prosesnya :
 Pekerja dan kelayan bersama-sama membahas pelayanan potensial dan Pekerja membantu kelayan membuat kontak awal dengan lembaga baru, dapat dikerjakan dengan :
• Memberi nomor telepon
• Mengarahkan untuk mencapai lembaga baru berupa saran-saran
• Memanggil lembaga baru tersebut atau pergi ke lembaga baru tersebut dengan kelayan
• Pekerja dan Kelayan bersama-sama membahas macam-macam informasi yang akan berguna untuk lembaga baru
• Pekerja menyediakan informasi tersebut kepada lembaga baru.

F. Teknik Dan Skill Yang Digunakan Dalam Proses Terminasi
Pekerjaan terminasi dapat meningkatkan keberfungsian sosial kelayan. Hal itu juga akan menambah pemahaman kelayan dan pekerja ketika mereka bekerja bersama. Setiap pengakhiran menumbuhkan perasaan-perasaan yang mungkin kuat.
Perasaan-perasaan ini dapat digunakan sebagai suatu cara untuk pertumbuhan atau perasaan ditolak yang mana dapat mempengaruhi keberfungsian sosial kemudian. Menangani suatu terminasi adalah suatu skill penting bagi Pekerja Sosial untuk dikembangkan.
1. Skill
 Kemampuan mengenal perasaan-perasaan dan mampu mengatasi dan menyelesaikannya
 Kemampuan merencanakan terminasi
 Kemampuan mengevaluasi
 Kemampuan dalam pembebasan dari hubungan dengan para kelayan
 Kemampuan mengetahui sumber-sumber pertolongan lain
 Kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi.

2. Teknik
 Melakukan rencana terminasi bersama kelayan
 Menolong kelayan menerima pekerja baru dan bersama kelayan membahas pekerjaan yang telah dilakukan serta kemungkinan pekerjaan akan datang
 Menyadari perasaan-perasaannya sendiri dan berfokus pada tujuan dan kebutuhan kelayan
 Mengembangkan kebiasaan terminasi secara sadar tiap sesi bersama
 Meninjau kembali apa yang telah dilaksanakan bersama.
Hal ini untuk melihat aspek-aspek positif dan menolong mereka/kelayan mengembangkan pemahaman bahwa pertumbuhan sering mempunyai kepedihan
 Dalam menolong kelayan melepaskan diri, pekerja dapat menolong dengan menyelesaikan kehilangan-kehilangan masa lalu dan perasaan-perasaan tidak terpecahkan tentang kehilangan tersebut dan menyediakan kelayan menangani kehilangan tersebut dimasa datang.
 Untuk menjaga stabilitas perubahan, pekerja dan kelayan bersama-sama membahas langkah-langkah kemudian, merencanakan cara-cara untuk mendapat dukungan dan sumber yang diperlukan untuk langkah tersebut dalam mencapai pertumbuhan lebih jauh lagi dan memberi harapan nyata bahwa kelayan dapat berfungsi tanpa pertolongan pekerja.
 Ketulusan pekerja menerima evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan yang mungkin sebagai kesalahan dan keterbatasannya
 Kompetensi dalam membimbing proses terminasi adalah cara mempengaruhi kepuasan kelayan.






BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terminasi dapat diartikan sebagai, pintu masuk bagi kontak selanjutnya/yang akan datang (future contact) pemutusan hubungan pelayanan/pertolongan antara Pekerja Sosial, Lembaga dan Klien, tahap terakhir dari proses pertolongan atau tahap pengakhiran yang dilakukan apabila kebutuhan-kebutuhan klien telah dipenuhi dan masalahanya telah dipecahkan, titik kulminasi proses pertolongan.
Terminasi merupakan tahap yang tidak mudah untuk dilakukan karena hakekat hubungan antara Pekerja Sosial dan Klien itu adalah suatu hubungan yang dekat. Pekerjaan terminasi dapat meningkatkan keberfungsian sosial kelayan. Hal itu juga akan menambah pemahaman kelayan dan pekerja ketika mereka bekerja bersama. Setiap pengakhiran menumbuhkan perasaan-perasaan yang mungkin kuat.
B. SARAN
Pada proses terminasi ini Pekerja sosial hendaknya juga mengembangkan berbagai strategi agar klein mampu memelihara perubahan-perubahan yang telah ia capai. Walaupun pertolongan akan dihentikan dan Pekerja social tidak berada disampingnya, klien diharapkan mampu memelihara dan meningkatkan perubahan-perubahan tersebut. Hal ini perlu diperhatikan, karena sering ditemukan klien yang sering mengalami kemunduran dan menampilkan kembali perilaku disfungsional setelah pertolongan dihentikan.


DAFTAR PUSTAKA

Louise C. Johnson, 2001, Social Work Practice, : A Generalist Approach (5th edition) Masachusetts: Paramount Publising.
Dwi Heru Sukoco, 1991, Profesi Pekerjaan Sosial Dan Proses Pertolongannya, Bandung : Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar