Hari ini Selasa 01-feb-2011 jutaan pasang mata akan menyaksikan drama sejarah baru di Mesir. People Power ala Mesir dengan jutaan rakyat akan turun ke jalan guna memaksa Presiden Hosni Mubarak turun tahta. Demo berpusat di alun-alun Tahrir Kairo, dipimpin oleh oposan Mohamed Elbaradie. Aktor kenamaan Omar Shariff turut mendukung, sedangkan pemerintah Israel, Saudi dan Barat cemas. Namun rakyat mereka mendukung revolusi di Mesir untuk mengakhiri tirani selama 30 tahun. Anak Mubarak dikabarkan sudah terbang ke Inggris untuk menyelamatkan diri. Jawaban Mubarak dengan mereshufle kabinet untuk memenuhi aspirasi rakyat sudah terlambat. Rakyat menginginkan Mubarak dkk minggir dari kursi kekuasaan.
Kabar terakhir menyebutkan tak ada harapan Mubarak mampu bertahan. Situasi mencekam. Kereta api tidak beroperasi untuk mencegak rakyat menuju Kairo. Warga asing berjubel di bandara untuk pulang ke negeri masing-masing. Harga minyak menembus $100/barel. Capital flight ratusan juta dollar mengalir deras ke luar negeri. Perusahaan besar tutup operasi. Warga terus berjaga-jaga dari ancaman penjarahan. Pada saat yang sama memborong kebutuhan bahan makanan pokok. Sejauh ini korban tewas sekiat 150 dan ribuan narapidana kabur dari penjara-penjara. Panik melanda negeri. Ketidakpercayaan pada situasi keamanan di Mesir nyaris menyentuh ke titik nadir.
Sementara rakyat Mesir bersiap-siap untuk merayakan kejatuhan Mubarak, negeri tetangga cemas. Pejabat Senior Israel mengirimkan kawat kepada para duta besarnya untuk mendukung Hosni Mubarak. Presiden Shimon Perez mengatakan bahwa revolusi Mesir bukanlah perbaikan karena akan jatuh ke tangan ekstrimis Islam. Namun media pada umumnya menangkap bahwa sinisme Israel dan Barat hanya pada level pemerintahan dan bersebrangan dengan simpati rakyat mereka kepada rakyat Mesir yang tak akan membiarkan Ikhwanul Muslimin berkuasa.
Al jazeera menduga Revolusi Mesir segera menjalar ke negara-negara Arab pro Barat yaitu Yaman, Jordan, Palestina, dan Libanon. Arab Saudi dalam posisi waspada. Khusus Palestina, gelora revolusi bergema menyusul terungkapnya dokumen “The Palestine Papers” oleh TV al jazeera yang mungungkap PM Mahmod Abbas main mata dengan Israel dalam perang Gaza yang menewaskan ribuan orang.
Al Jazeera dari Qatar dan The Telegraph dari Inggris menurunkan kekuatan penuh untuk meliput peristiwa penting di Mesir. Jalur komunikasi khusus telah disediakan untuk menelpon dan kirim tweet ke luar dari Mesir. Dari Kanada diberitakan bahwa publik menikmati liputan Al Jazeera, sementara publik Amerika dipersulit nyetel Al Jazeera. Media Amerika sibuk menayangkan gambar gambar teroris di Mesir. Yaitu untuk mencegah simpati publik kepada aspirasi rakyat Mesir dan Arab pada umumnya untuk menumbangkan tirani dengan revolusi demokratis. Sementara Al Arabiya milik Saudi, saingan Al Jazeera, sepi-sepi saja bahkan sulit diakses.
Hari ini dijadwalkan oleh oposisi Mesir sebagai akhir riwayat Hosni Mubarak sebagai penguasa negeri. Dan akan menyusul Mubarak-Mubarak lainnya di negeri tetangga, menurut para analis politik Timur Tengah.
*)sumber: aljazeera, the telegraph, haaretz, the newyork times
***
RAGILE, 01-feb-2011
Sumber : Kompasiana
Selamat Datang
Selamat Datang, Diharapkan bersedia untuk memberikan komentar dan saran. Terima Kasih
Selasa, 01 Februari 2011
Hosni Mubarak akan digulingkan Hari Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar